BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kita tahu bahwa tidak ada
satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak butuh oksigen. Tanaman akan tumbuh
baik jika tanahnya mengandung oksigen yang cukup. Semua hewan dan manusia
menghirup oksigen agar mereka bisa tetap hidup. Ikan dan semua makhluk hidup di
laut juga hidup karena oksigen. Cacing, rayap, dan segala serangga yang di
dalam tanah juga butuh oksigen.
Sebuah penemuan yang
menarik menyebutkan bahwa 60% dari tubuh manusia adalah oksigen. Oksigen
terdapat dalam darah, daging, tulang, otot-otot, dan semua komponen tubuh kita.
Bahkan makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak luput dari oksigen.
Singkatnya, semua bagian tubuh kita tanpa kecuali butuh oksigen agar tetap
tumbuh sehat. Sehingga bisa dipastikan, anggota tubuh manapun yang kekurangan
oksigen akan menderita sakit. Pasien rumah sakit yang sistem pernafasannya (respiratory
system) lemah akan dibantu dengan selang oksigen. Itulah kiranya mengapa
orang-orang sufi selalu menganjurkan agar kita senantiasa mengingat atau
berdzikir pada Allah dalam setiap tarikan nafas. Bahkan sebenarnya tidak hanya
makhluk hidup saja yang perlu oksigen. Berbagai industri yang berbahan dasar
logam atau baja membutuhkan banyak oksigen dalam proses pembakarannya.
Oksigen
atau zat asam adalah unsur kimia
dalam sistem tabel periodik
yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8.
Ia merupakan unsur golongan kalkogen
dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya
menjadi oksida).
Pada Temperatur dan tekanan standar,
dua atom unsur ini berikatan
menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik
dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Oksigen merupakan unsur paling melimpah
ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi.
Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.
1.
Sejarah Awal
Salah satu percobaan pertama yang
menginvestigasi hubungan antara pembakaran
dengan udara dilakukan oleh seorang penulis Yunani abad ke-2, Philo dari Bizantium.
Dalam karyanya Pneumatica, Philo mengamati bahwa dengan membalikkan labu
yang di dalamnnya terdapat lilin yang menyala dan kemudian menutup leher labu
dengan air akan mengakibatkan permukaan air yang terdapat dalam leher labu
tersebut meningkat. Philo menyimpulkan bahwa sebagian udara dalam labu tersebut
diubah menjadi unsur api, sehingga dapat melepaskan
diri dari labu melalui pori-pori kaca. Beberapa abad kemudian, Leonardo
da Vinci merancang eksperimen yang sama dan mengamati
bahwa udara dikonsumsi selama pembakaran dan respirasi.
Salah satu percobaan pertama yang
menginvestigasi hubungan antara pembakaran
dengan udara dilakukan oleh seorang penulis Yunani abad ke-2, Philo dari Bizantium.
Dalam karyanya Pneumatica, Philo mengamati bahwa dengan membalikkan labu
yang di dalamnnya terdapat lilin yang menyala dan kemudian menutup leher labu
dengan air akan mengakibatkan permukaan air yang terdapat dalam leher labu
tersebut meningkat. Philo menyimpulkan bahwa sebagian udara dalam labu tersebut
diubah menjadi unsur api, sehingga dapat melepaskan
diri dari labu melalui pori-pori kaca. Beberapa abad kemudian, Leonardo
da Vinci merancang eksperimen yang sama dan mengamati
bahwa udara dikonsumsi selama pembakaran dan respirasi.
Pada akhir abad ke-17, Robert Boyle
membuktikan bahwa udara diperlukan dalam proses pembakaran. Kimiawan Inggris, John Mayow,
melengkapi hasil kerja Boyle dengan menunjukkan bahwa hanya sebagian komponen
udara yang ia sebut sebagai spiritus nitroaereus atau nitroaereus
yang diperlukan dalam pembakaran.[50]
Pada satu eksperimen, ia menemukan bahwa dengan memasukkan seekor tikus ataupun
sebatang lilin ke dalam wadah penampung yang tertutup oleh permukaan air akan
mengakibatkan permukaan air tersebut naik dan menggantikan seperempatbelas
volume udara yang hilang. Dari percobaan ini, ia menyimpulkan bahwa nitroaereus
digunakan dalam proses respirasi
dan pembakaran.
Mayow mengamati bahwa berat antimon
akan meningkat ketika dipanaskan. Ia menyimpulkan bahwa nitroaereus
haruslah telah bergabung dengan antimon. Ia juga mengira bahwa paru-para
memisahkan nitroaereus dari udara dan menghantarkannya ke dalam darah,
dan panas tubuh hewan serta pergerakan otot akan mengakibatkan reaksi nitroaereus
dengan zat-zat tertentu dalam tubuh. Laporan seperti ini dan
pemikiran-pemikiran serta percobaan-percobaan lainnya dipublikasikan pada tahun
1668 dalam karyanya Tractatus duo pada bagian "De
respiratione".
2.
Penemuan
Dalam percobaan Robert Hooke, Ole Borch, Mikhail
Lomonosov, dan Pierre Bayen, percobaan mereka semuanya
menghasilkan oksigen, namun tiada satupun dari mereka yang mengenalinya sebagai
unsur. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh prevalensi filosofi pembakaran
dan korosi
yang dikenal sebagai teori flogiston.
Teori flogiston dikemukakan oleh alkimiawan
Jerman, J. J. Becher
pada tahun 1667, dan dimodifikasi oleh kimiawan Georg Ernst Stahl
pada tahun 1731. Teori flogiston menyatakan bahwa semua bahan yang dapat
terbakar terbuat dari dua bagian komponen. Salah satunya adalah flogiston, yang
dilepaskan ketika bahan tersebut dibakar, sedangkan bagian yang tersisa setelah
terbakar merupakan bentuk asli materi tersebut. Hal ini kemungkinan besar
disebabkan oleh prevalensi filosofi pembakaran
dan korosi
yang dikenal sebagai teori flogiston.
Teori flogiston dikemukakan oleh alkimiawan
Jerman, J. J. Becher
pada tahun 1667, dan dimodifikasi oleh kimiawan Georg Ernst Stahl
pada tahun 1731. Teori flogiston menyatakan bahwa semua bahan yang dapat
terbakar terbuat dari dua bagian komponen. Salah satunya adalah flogiston, yang
dilepaskan ketika bahan tersebut dibakar, sedangkan bagian yang tersisa setelah
terbakar merupakan bentuk asli materi tersebut.
Bahan-bahan yang terbakar dengan hebat dan
meninggalkan sedikit residu (misalnya kayu dan batu bara), dianggap memiliki
kadar flogiston yang sangat tinggi, sedangkan bahan-bahan yang tidak mudah
terbakar dan berkorosi (misalnya besi), mengandung sangat sedikit flogiston.
Udara tidak memiliki peranan dalam teori flogiston. Tiada eksperimen
kuantitatif yang pernah dilakukan untuk menguji keabsahan teori flogiston ini,
melainkan teori ini hanya didasarkan pada pengamatan bahwa ketika sesuatu
terbakar, kebanyakan objek tampaknya menjadi lebih ringan dan sepertinya
kehilangan sesuatu selama proses pembakaran tersebut. Fakta bahwa materi
seperti kayu sebenarnya bertambah berat dalam proses pembakaran tertutup
oleh gaya apung yang dimiliki oleh produk pembakaran yang berupa gas tersebut.
Sebenarnya pun, fakta bahwa logam akan bertambah berat ketika berkarat menjadi
petunjuk awal bahwa teori flogiston tidaklah benar (yang mana menurut teori
flogiston, logam tersebut akan menjadi lebih ringan). Oksigen pertama kali ditemukan
oleh seorang ahli obat Carl
Wilhelm Scheele. Ia menghasilkan gas
oksigen dengan mamanaskan raksa oksida dan berbagai nitrat sekitar tahun 1772.
Scheele menyebut gas ini 'udara api' karena ia murupakan satu-satunya gas yang
diketahui mendukung pembakaran. Ia menuliskan pengamatannya ke dalam sebuah
manuskrip yang berjudul Treatise on Air and Fire, yang kemudian ia
kirimkan ke penerbitnya pada tahun 1775. Namun, dokumen ini tidak
dipublikasikan sampai dengan tahun 1777.
Pada saat yang sama, seorang pastor Britania, Joseph
Priestley, melakukan percobaan yang memfokuskan cahaya
matahari ke raksa oksida
(HgO) dalam tabung gelas pada tanggal 1 Augustus 1774. Percobaan ini
menghasilkan gas yang ia namakan 'dephlogisticated air'. Ia mencatat bahwa
lilin akan menyala lebih terang di dalam gas tersebut dan seekor tikus akan
menjadi lebih aktif dan hidup lebih lama ketika menghirup udara tersebut.
Setelah mencoba menghirup gas itu sendiri, ia menulis: "The feeling of it
to my lungs was not sensibly different from that of common air, but I fancied
that my breast felt peculiarly light and easy for some time afterwards."
Priestley mempublikasikan penemuannya pada tahun 1775 dalam sebuah laporan yang
berjudul "An Account of Further Discoveries in Air". Laporan ini pula
dimasukkan ke dalam jilid kedua bukunya yang berjudul Experiments and Observations on Different
Kinds of Air. Oleh karena ia
mempublikasikan penemuannya terlebih dahulu, Priestley biasanya diberikan
prioritas terlebih dahulu dalam penemuan oksigen.
Seorang kimiawan Perancis, Antoine
Laurent Lavoisier kemudian mengklaim bahwa
ia telah menemukan zat baru secara independen. Namun, Priestley mengunjungi
Lavoisier pada Oktober 1774 dan memberitahukan Lavoisier mengenai eksperimennya
serta bagaimana ia menghasilkan gas baru tersebut. Scheele juga mengirimkan
sebuah surat kepada Lavoisier pada 30 September 1774 yang menjelaskan
penemuannya mengenai zat yang tak diketahui, tetapi Lavoisier tidak pernah
mengakui menerima surat tersebut (sebuah kopian surat ini ditemukan dalam
barang-barang pribadi Scheele setelah kematiannya).
3.
Kostribusi Lavoisier
Apa yang Lavoisier tidak terbantahkan pernah
lakukan (walaupun pada saat itu dipertentangkan) adalah percobaan kuantitatif
pertama mengenai oksidasi
yang mengantarkannya kepada penjelasan bagaimana proses pembakaran bekerja. Ia
menggunakan percobaan ini beserta percobaan yang mirip lainnya untuk
meruntuhkan teori flogiston dan membuktikan bahwa zat yang ditemukan oleh
Priestley dan Scheele adalah unsur kimia.
Pada satu eksperimen, Lavoisier mengamati
bahwa tidak terdapat keseluruhan peningkatan berat ketika timah
dan udara dipanaskan di dalam wadah tertutup. Ia mencatat bahwa udara segera
masuk ke dalam wadah seketika ia membuka wadah tersebut. Hal ini
mengindikasikan bahwa sebagian udara yang berada dalam wadah tersebut telah
dikonsumsi. Ia juga mencatat bahwa berat timah tersebut juga telah meningkat
dan jumlah peningkatan ini adalah sama beratnya dengan udara yang masuk ke
dalam wadah tersebut. Percobaan ini beserta percobaan mengenai pembakaran
lainnya didokumentasikan ke dalam bukunya Sur la combustion en général
yang dipublikasikan pada tahun 1777. Hasil kerjanya membuktikan bahwa udara
merupakan campuran dua gas, 'udara vital', yang diperlukan dalam pembakaran dan
respirasi, serta azote (Bahasa Yunani ἄζωτον
"tak bernyawa"), yang tidak mendukung pembakaran maupun respirasi. Azote
kemudian menjadi apa yang dinamakan sebagai nitrogen,
walaupun dalam Bahasa Perancis dan beberapa bahasa Eropa lainnya masih
menggunakan nama Azote.
Lavoisier menamai ulang 'udara vital'
tersebut menjadi oxygène pada tahun 1777. Nama tersebut berasal dari
akar kata Yunaniὀξύς
(oxys) (asam, secara harfiah
"tajam") dan -γενής (-genēs) (penghasil, secara harfiah
penghasil keturunan). Ia menamainya demikian karena ia percaya bahwa oksigen
merupakan komponen dari semua asam. Ini tidaklah benar, namun pada saat para
kimiawan menemukan kesalahan ini, nama oxygène telah digunakan secara
luas dan sudah terlambat untuk menggantinya. Sebenarnya gas yang lebih tepat
untuk disebut sebagai "penghasil asam" adalah hidrogen.
Oxygène
kemudian diserap menjadi oxygen dalam bahasa Inggris walaupun terdapat
penentangan dari ilmuwan-ilmuwan Inggris dikarenakan bahwa adalah seorang
Inggris, Priestley, yang pertama kali mengisolasi serta menuliskan keterangan
mengenai gas ini. Penyerapan ini secara sebagian didorong oleh sebuah puisi
berjudul "Oxygen" yang memuji gas ini dalam sebuah buku populer The Botanic Garden
(1791) oleh Erasmus Darwin,
kakek Charles Darwin.
4.
Sejarah Selanjutnya
Hipotesis atom
awal John Dalton
berasumsi bahwa semua unsur berupa monoatomik dan atom-atom dalam suatu senyawa
akan memiliki rasio atom paling sederhana terhadap satu sama lainnya. Sebagai
contoh, Dalton berasumsi bahwa rumus air adalah HO, sehingga massa atom
oksigen adalah 8 kali massa hidrogen (nilai yang sebenarnya adalah 16). Pada
tahun 1805, Joseph
Louis Gay-Lussac dan Alexander
von Humboldt menunjukkan bahwa air
terbentuk dari dua volume hidrogen dengan satu volume oksigen; dan pada tahun
1811, berdasarkan apa yang sekarang disebut hukum Avogadro
dan asumsi molekul unsur diatomik, Amedeo Avogadro
memperkirakan komposisi air dengan benar.
Pada akhir abad ke-19, para ilmuwan menyadari
bahwa udara dapat dicairkan dan komponen-komponennya dapat dipisahkan dengan
mengkompres dan mendinginkannya. Kimiawan dan fisikawan Swiss, Raoul Pierre Pictet,
menguapkan cairan sulfur dioksida
untuk mencairkan karbon dioksida,
yang mana pada akhirnya diuapkan untuk mendinginkan gas oksigen menjadi cairan.
Ia mengirim sebuah telegram pada 22 Desember 1877 kepada Akademi Sains Prancis
di Paris dan mengumumkan penemuan oksigen cairnya.
Dua hari kemudian, fisikawan Perancis Louis Paul Cailletet
mengumumkan metodenya untuk mencairkan oksigen molekuler.
Hanya beberapa tetes cairan yang dihasilkan
sehingga tidak ada analisis berarti yang dapat dilaksanakan. Oksigen berhasil
dicairkan ke dalam keadaan stabil untuk pertama kalinya pada 29 Maret 1877 oleh
ilmuwan Polandia dari Universitas
Jagiellonian, Zygmunt Wróblewski
dan Karol Olszewski.
Pada tahun 1891, kimiawan Skotlandia James Dewar
berhasil memproduksi oksigen cair dalam jumlah yang cukup banyak untuk
dipelajari. Proses produksi oksigen cair secara komersial dikembangkan secara
terpisah pada tahun 1895 oleh insinyur Jerman Carl von Linde
dan insinyur Britania William Hampson. Kedua insinyur tersebut menurunkan suhu
udara sampai ia mencair dan kemudian mendistilasi udara cair tersebut. Pada
tahun 1901, pengelasan oksiasetilena didemonstrasikan untuk pertama kalinya
dengan membakar campuran asetilena
dan O2
yang dimampatkan. Metode pengelasan dan pemotongan logam ini pada akhirnya
digunakan secara meluas.
Pada tahun 1923, ilmuwan Amerika Robert H. Goddard
menjadi orang pertama yang mengembangkan mesin roket;
mesin ini menggunakan bensin sebagai bahan bakar dan
oksigen cair sebagai oksidator.
Goddard berhasil menerbangkan roket kecil sejauh 56 m dengan kecepatan
97 km/jam pada 16 Maret 1926 di Auburn, Massachusetts,
USA.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Pengertian Oksigen ?
2. Bagaimana karakteristik
Oksigen ?
3. Seperti apakah sifat-sifat
Oksigen ?
4. Seperti apa kecenderungan
yang terjadi dalam senyawa Oksigen ?
5. Seperti apa keberadaan
Oksigen dibumi serta peranan Oksigen dalam kehidupan ?
6. Apa saja manfaat Oksigen
dalam kehidupan di Bumi ?
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mahasiswa prodi kimia dalam mata kuliah Kimia Anorganik 1.
2.
Makalah ini juga dapat
membantu pembaca untuk mengetahui apa itu Oksigen, karakteristik Oksigen,
sifat-sifat oksigen, kecenderungan Oksigen, keberadaan Oksigen di bumi serta
manfaat Oksigen bagi kehidupan.
D.
MANFAAT
PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini
adalah memberikan informasi bagi pembaca tentang Oksigen, karakteristik
Oksigen, sifat-sifat oksigen, kecenderungan Oksigen, keberadaan Oksigen di bumi
serta manfaat Oksigen bagi kehidupan.
E.
METODE
PENULISAN
Makalah
ini ditulis dengan menggunakan metode studi pustaka, browsing data dari
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN OKSIGEN
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia
dalam sistem tabel periodik
yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8.
Ia merupakan unsur golongan kalkogen
dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya
menjadi oksida).
Pada Temperatur dan tekanan standar,
dua atom unsur ini berikatan
menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik
dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Oksigen merupakan unsur paling melimpah
ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi.
Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.
Semua
kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup, seperti protein, karbohidrat,
dan lemak,
mengandung oksigen. Demikian pula senyawa anorganik
yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O2
dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang,
dan tumbuhan selama fotosintesis,
dan digunakan pada respirasi sel
oleh hampir semua makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob,
yang merupakan bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi
kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi pada atomsfer sekitar
2,5 milyar tahun yang lalu. Terdapat pula alotrop
oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan ozon
pada atomsfer membantu melindungi biosfer
dari radiasi ultraviolet,
namun pada permukaan bumi ia adalah polutan yang merupakan produk samping dari asbut.
Oksigen
secara terpisah ditemukan oleh Carl
Wilhelm Scheele di Uppsala
pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di
Wiltshire
pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya
merupakan yang pertama kali dicetak. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine
Lavoisier pada tahun 1777, yang eksperimennya dengan
oksigen berhasil meruntuhkan teori flogistonpembakaran
dan korosi
yang terkenal.
Oksigen
secara industri dihasilkan dengan distilasi bertingkat
udara cair, dengan munggunakan zeolit untuk memisahkan karbon
dioksida dan nitrogen
dari udara, ataupun elektrolisis air,
dll. Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga
digunakan sebagai propelan roket,
untuk terapi oksigen,
dan sebagai penyokong kehidupan pada pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa,
dan penyelaman.
Ciri
Umum
|
|
Nama,
Lambang, No atom
|
Oksigen,
O , 8
|
Jenis
Unsur
|
Non-logam,
kalkogen
|
Golongan,
Periode, blok
|
16,
2, p
|
Massa
Atom standar
|
15.9994(3)
|
Konfigurasi
electron
|
1s2
2s2 2p4
|
2.
KARAKTERISTIK
OKSIGEN
2.1
Struktur
Oksigen
Pada temperatur dan tekanan standar,
Oksigen berupa gas tak berwarna dan tak berasa dengan rumus kimia O2,
di mana dua atom oksigen secara kimiawi berikatan dengan konfigurasi
elektrontriplet spin. Di Bumi Oksigen
biasanya berikatan dengan elemen lain secara kovalen atau ionik.
a.
Atom Oksigen
b. Gas
diatomik oksigen (O2) berikatan secara kovalen
2.2 Alotrop
Alotrop
oksigen elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah dioksigen (O2).
Ia memiliki panjang ikat 121 pm
dan energi ikat 498 kJ·mol-1.
Altrop oksigen ini digunakan oleh makhluk hidup dalam respirasi sel
dan merupakan komponen utama atmosfer bumi.
Trioksigen
(O3), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen
yang sangat reaktif dan dapat merusak jaringan paru-paru. Ozon diproduksi di
atmosfer bumi ketika O2 bergabung dengan oksigen atomik yang
dihasilkan dari pemisahan O2 oleh radiasi ultraviolet
(UV). Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan sangat kuat, lapisan ozon
yang berada di atmosfer berfungsi sebagai perisai radiasi yang melindungi
planet. Namun, dekat permukaan bumi, ozon merupakan polutan udara yang dibentuk
dari produk sampingan pembakaran otomobil.
Struktur ozon (O3)
Molekul
metastabiltetraoksigen (O4)
ditemukan pada tahun 2001, dan diasumsikan terdapat pada salah satu enam fase oksigen padat.
Hal ini dibuktikan pada tahun 2006, dengan menekan O2 sampai dengan
20 GPa,
dan ditemukan struktur gerombol rombohedral O8.
Gerombol ini berpotensi sebagai oksidator
yang lebih kuat daripada O2 maupun O3, dan dapat
digunakan dalam bahan bakar
roket. Fase logam oksigen ditemukan pada tahun 1990 ketika oksigen padat
ditekan sampai di atas 96 GPa. Ditemukan pula pada tahun 1998 bahwa pada suhu
yang sangat rendah, fase ini menjadi superkonduktor.
3.
SIFAT-SIFAT OKSIGEN
3.1
Sifat Fisik Oksigen
Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu
molekul O2 untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio atmosferik yang
sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu
0 °C, konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6 mg·L−1,
manakala pada suhu 20 °C oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg·L−1.
Pada suhu 25 °C dan 1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL) oksigen per liter, manakala dalam air laut mengandung
sekitar 4,95 mL per liter. Pada suhu 5 °C, kelarutannya bertambah
menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 °C) per liter untuk air
murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.
Warna oksigen cair adalah biru
seperti warna biru langit. Fenomena
ini tidak berkaitan; warna biru langit
Oksigen
mengembun pada 90,20 K (−182,95 °C,
−297,31 °F), dan membeku pada 54.36 K (−218,79 °C,
−361,82 °F). Baik oksigen cair dan oksigen padat berwarna biru langit. Hal
ini dikarenakan oleh penyerapan warna merah. Oksigen cair dengan kadar
kemurnian yang tinggi biasanya didapatkan dengan distilasi bertingkat
udara cair; Oksigen cair juga dapat dihasilkan dari pengembunan udara,
menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen merupakan zat yang sangat
reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
Sifat
Fisika
|
|||||||||||||||
Fase
|
Gas
|
||||||||||||||
Massa
Jenis
|
|||||||||||||||
1.141 g·cm−3
|
|||||||||||||||
Titik
didih
|
-297.31 °F -182.95 °C, 90.20 K,
|
||||||||||||||
154.59 K, 5.043 MPa
|
|||||||||||||||
(O2) 0.444 kJ·mol−1
|
|||||||||||||||
(O2) 6.82 kJ·mol−1
|
|||||||||||||||
(O2)
29.378 J·mol−1·K−1 |
|||||||||||||||
|
Sifat
Atom
|
|
3.44 (skala Pauling)
|
|
Energy
ionisasi (lebih lanjut)
|
pertama: 1313.9 kJ·mol−1
ke-2: 3388.3 kJ·mol−1
ke-3: 5300.5 kJ·mol−1
|
66±2 pm
|
|
152 pm
|
3.2 Isotop
Oksigen yang
dapat ditemukan secara alami adalah 16O, 17O, dan 18O, dengan 16O
merupakan yang paling melimpah (99,762%). Isotop oksigen dapat berkisar dari
yang bernomor massa 12 sampai dengan 28. Kebanyakan 16O di disintesis pada
akhir proses fusi helium pada bintang, namun
ada juga beberapa yang dihasilkan pada proses pembakaran neon. 17O
utamanya dihasilkan dari pembakaran hidrogen menjadi helium semasa siklus CNO,
membuatnya menjadi isotop yang paling umum pada zona pembakaran hidrogen
bintang.
Kebanyakan 18O
diproduksi ketika 14N (berasal dari
pembakaran CNO) menangkap inti 4He, menjadikannya bentuk isotop yang paling umum di zona kaya helium
bintang. Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi, yang paling stabil
adalah 15O dengan umur paruh
122,24 detik dan 14O dengan umur paruh 70,606 detik.
Isotop radioaktif sisanya memiliki umur paruh yang lebih pendek daripada 27
detik, dan mayoritas memiliki umur paruh kurang dari 83 milidetik. Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop yang
lebih ringan dari 16O adalah penangkapan
elektron,
menghasilkan nitrogen, sedangkan modus peluruhan yang paling umum untuk isotop
yang lebih berat daripada 18O adalah peluruhan beta,
menghasilkan fluorin.
4.
KECENDERUNGAN DALAM SENYAWA
OKSIGEN
Oksida-oksida
logam elektropositif kuat bersifat ionic dan basa ; misalnya barium oksida
bereaksi dengan air menghasilkan basa menurut persamaan reaksi :
BaO(s)
+ H2O(l) Ba(OH)2 (aq)
Atau
BaO(s)
+ H2O(l) Ba2+(aq)
+ 2OH-(aq)
Beberapa oksida
basa lainnya seperti tembaga (III) oksida misalnya, bersifat tidak larut dalam
air tetapi larut dalam asam encer menurut persamaan reaksi :
CuO(s)
+ 2H2O+(aq) Cu2+(aq)
+ 2H2O (l)
Oksida-oksida
logam elektropositif lemah seperti misalnya aluminium, seng, dan timah,
bersifat amfoterik yaitu bereaksi dengan asam atau basa ; seng oksida misalnya,
bereaksi dengan asam menghasilkan ion kompleks {Zn(H2O)6}2+
(atau sering ditulis lebih sederhana sebagai ion Zn2+ ), dan
bereaksi dengan basa (kuat) menghasilkan garam kompleks
tetrahidroksozinkat(II), menurut persamaan reaksi :
ZnO(s)
+ 2H3O+(aq) Zn2+(aq)
+ 3H2O (l)
ZnO(s)
+ 2OH-(aq) + H2O(l) {Zn(H2O)6}2-(aq)
Apabila suatu
logam dapat membentuk lebih dari satu macam oksida, biasanya oksida dengan
tingkat oksidasi rendah bersifat basa, dan oksida dengan tingkat oksidasi
tinggi bersifat asam. Sebagai contoh, Cr2O3 bersifat basa
oleh karena itu bereaksi dengan asam menghasilkan garam, sedangkan CrO3 bersifat
asam karena dengan air menghasilkan asam kromat, menurut persamaan reaksi
berikut :
Cr2O3 (s) + 6H3O+(aq
) 2Cr3+(aq)
+ 9H2O (l)
CrO3 (s) + H2O(l) H2CrO4(aq)
Oksida-oksida
nonlogam selalu terikat secara kovalen, untuk tingkat oksidasi rendah cenderung
bersifat netral dan untuk tingkat oksidasi tinggi cenderung bersifat asam.
Sebagai contoh karbon monoksida dan dinitrogen oksida keduanya bersifat netral,
sedangkan karbon dioksida dan dinotrogen pentaoksida keduanya bereaksi dengan
air membentuk asam menurut persamaan reaksi :
CO2
(g) + H2O(l) H2CO3(aq)
N2O3
(g) + H2O(l) 2 HNO3(aq)
5.
KEBERADAAN OKSIGEN
5. 1 Keberadaan
Oksigen di Bumi
Menurut massanya, oksigen merupakan unsur
kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen
merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen
dan helium. Sekitar 0,9% massa Matahari
adalah oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi
dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan massa). Gas
oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi,
menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmosfer.
Bumi memiliki ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan planet-planet
lainnya dalam sistem tata surya
karena ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di atmosfernya.
Bandingkan dengan Mars yang hanya memiliki 0,1% O2
berdasarkan volume dan Venus yang bahkan memiliki kadar
konsentrasi yang lebih rendah. Namun, O2 yang berada di
planet-planet selain bumi hanya dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang
menimpa molekul-molekul beratom oksigen, misalnya karbon dioksida.
Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak
lazim ini merupakan akibat dari siklus oksigen. Siklus biogeokimia
ini menjelaskan pergerakan oksigen di dalam dan di antara tiga reservoir utama
bumi: atmosfer, biosfer,
dan litosfer.
Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini adalah fotosintesis.
Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi
dan proses pembusukan
menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan,
laju produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen
yang ada di atmosfer setiap tahunnya.
Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai
larutan. Peningkatan kelarutan O2 pada temperatur yang rendah
memiliki implikasi yang besar pada kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi
dapat menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen
yang lebih tinggi. Air yang terkena polusi
dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut. Para ilmuwan menaksir
kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis
atau jumlah O2 yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi
oksigen dalam air itu seperti semula.
5.2 Peran
Biologis keberadaan Oksigen
5.2.1 Fotosintesis dan Respirasi
Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari fotolisis
air selama fotosintesis
oksigenik. Ganggang hijau
dan sianobakteri di
lingkungan lautan menghasilkan sekitar 70% oksigen bebas yang dihasilkan di
bumi, sedangkan sisanya dihasilkan oleh tumbuhan daratan.
Persamaan
kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:
Evolusi oksigen
fotolitik terjadi di membran tilakoid
organisme dan memerlukan energi empat foton. Terdapat banyak langkah
proses yang terlibat, namun hasilnya merupakan pembentukan gradien proton di
seluruh permukaan tilakod. Ini digunakan untuk mensintesis ATP
via fotofosforilasi. O2
yang dihasilkan sebagai produk sampingan kemudian dilepaskan ke atmosfer.
Dioksigen molekuler, O2, sangatlah penting untuk respirasi
selorganisme aerob.
Oksigen digunakan di mitokondria
untuk membantu menghasilkan adenosina
trifosfat (ATP) selama fosforilasi
oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini secara garis
besar merupakan kebalikan dari fotosintesis, secara sederhana:
C6H12O6 + 6O2
→ 6CO2 + 6H2O + 2880 kJ·mol-1
Pada vetebrata, O2
berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa oleh sel darah merah. Hemoglobin
mengikat O2,
mengubah warnanya dari merah kebiruan menjadi merah cerah. Terdapat pula hewan
lainnya yang menggunakan hemosianin
(hewan moluska
dan beberapa antropoda)
ataupun hemeritrin (laba-laba
dan lobster).
Satu liter darah dapat melarutkan 200 cc O2.
Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O2−)
dan hidrogen
peroksida (H2O2), adalah produk sampingan
penggunaan oksigen dalam tubuh organisme.[32]
Namun, bagian sistem kekebalan organisme
tingkat tinggi pula menghasilkan peroksida, superoksida, dan oksigen singlet
untuk menghancurkan mikroba. Spesi oksigen reaktif juga memainkan peran yang
penting pada respon hipersensitif
tumbuhan melawan serangan patogen. Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup
1,8 sampai 2,4 gram oksigen per menit. Jumlah ini setara dengan 6 milyar ton
oksigen yang dihirup oleh seluruh manusia per tahun.
Fotosintesis menghasilkan O2
5.2.2
Penumpukan Oksigen di Atmosfer
Keberadaan oksigen dalam jumlah besar di
atmosfer dan samudera kemungkinan membuat kebanyakan organisme anaerob
hampir punah
semasa bencana oksigen
sekitar 2,4 milyar tahun yang lalu. Namun, respirasi sel
yang menggunakan O2 mengijinkan organisme aerob
untuk memproduksi lebih banyak ATP daripada organisme anaerob, sehingga
organisme aerob mendominasi biosfer
bumi. Fotosintesis dan respirasi seluler O2 mengijinkan
berevolusinya sel eukariota
dan akhirnya berevolusi menjadi organisme multisel seperti tumbuhan dan hewan.
Sejak
permulaan era Kambrium
540 juta tahun yang lalu, kadar O2 berfluktuasi antara 15% sampai
30% berdasarkan volume. Pada akhir masa Karbon,
kadar O2 atmosfer mencapai maksimum dengan 35% berdasarkan volume,
mengijinkan serangga dan amfibi tumbuh lebih besar daripada ukuran sekarang.
Aktivitas manusia, meliputi pembakaran 7
milyar tonbahan bakar fosil
per tahun hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap penurunan kadar
oksigen di atmosfer. Dengan laju fotosintesis sekarang ini, diperlukan sekitar
2.000 tahun untuk memproduksi ulang seluruh O2 yang ada di atmosfer
sekarang.
6.
SENYAWA OKSIGEN
Air (H2O)
adalah oksida hidrogen dan merupakan senyawa oksigen yang
paling dikenal. Atom hidrogen secara kovalen berikatan dengan oksigen. Selain itu,
atom hidrogen juga berinteraksi dengan atom oksigen dari molekul air lainnya
(sekitar 23,3 kJ·mol−1 per
atom hidrogen). Ikatan hidrogen antar molekul air ini menjaga kedua
molekul 15% lebih dekat daripada yang diperkirakan apabila hanya
memperhitungkan gaya Van der Waals. Oleh karena elektronegativitasnya, oksigen akan membentuk ikatan
kimia dengan hampir semua unsur lainnya pada suhu
tinggi dan menghasilkan senyawa oksida. Namun, terdapat pula beberapa unsur yang
secara spontan akan membentuk oksida pada suhu dan tekanan standar. Perkaratan besi
merupakan salah satu contohnya.
Permukaan
logam seperti aluminium dan titaniumteroksidasi dengan keberadaan udara dan
membuat permukaan logam tersebut tertutupi oleh lapisan tipis oksida. Lapisan
oksida ini akan mencegah korosi lebih lanjut. Beberapa senyawa oksida logam
transisi ditemukan secara alami sebagai senyawa non-stoikiometris. Sebagai
contohnya, FeO (wustit) sebenarnya berumus Fe1 − xO,
dengan x biasanya sekitar 0,05. Di atmosfer
pula, kita dapat menemukan sejumlah kecil oksida karbon, yaitu karbon
dioksida (CO2).
Pada kerak
bumi pula dapat ditemukan berbagai senyawa oksida,
yakni oksida silikon (Silika SO2) yang ditemukan pada granit dan pasir, oksida aluminium (aluminium
oksida Al2O3 yang
ditemukan pada bauksit dan korundum), dan oksida besi (besi(III) oksida Fe2O3) yang ditemukan pada hematit dan karat logam.
7.
MANFAAT OKSIGEN
1. Memperlancar Sistem Pencernaan
Mengkonsumsi Air Kesehatan yang
bisa dibeli di pen- Jual
Air dalam jumlah cukup setiap hari akan
memperlancar sistem pencernaan sehingga kita akan terhindari dari
masalah-masalah pencernaan seperti maag ataupun sembelit. Pembakaran kalori
juga akan berjalan efisien.
2. Air
Oxy Membantu Memperlambat Tumbuhnya Zat-Zat
Penyebab Kanker, plus mencegah penyakit batu ginjal dan hati. Minum Air
Oxigen akan membuat tubuh lebih berenergi.
3. Perawatan Kecantikan
Bila kurang minum Air
Oxygen,
tubuh akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan
berkerut. Selain itu, Oxygen
Water dapat melindungi kulit dari luar, sekaligus
melembabkan dan menyehatkan kulit. Untuk menjaga kecantikan pun, kebersihan
tubuh pun harus benar-benar diperhatikan, ditambah lagi minum Oxy
Water 8 - 10 gelas sehari.
4. Untuk
Kesuburan
Meningkatkan produksi hormon testosteron pada
pria serta hormon estrogen pada wanita.
5. Menyehatkan Jantung
Air
Kesehatan juga diyakini dapat ikut menyembuhkan
penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran papas, usus, dan
penyakit kewanitaan, yang bisa didapatkan di penJual
Air.
Bahkan saat ini cukup banyak pengobatan altenatif yang memanfaatkan kemanjuran Air
Oxy.
6. Sebagai Obat Stroke
Air
Oxigen panas tak hanya digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit kulit, tapi juga efektif untuk mengobati lumpuh, seperti
karena stroke. Sebab, Air
Oxygen tersebut dapat membantu memperkuat kembali
otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran darah dan sistem pernapasan.
7. Efek Relaksasi
Cobalah berdiri di bawah shower dan rasakan
efeknya di tubuh. Pancuran Oxygen
Water yang jatuh ke tubuh terasa seperti pijatan
dan mampu menghilangkan rasa capek karena terasa seperti dipijat. Sejumlah
pakar pengobatan alternatif mengatakan, bahwa bersentuhan dengan Oxy
Water mancur, berjalan-jalan di sekitar air terjun
akan memperoleh khasiat ion-ion negatif. Ion-ion negatif yang timbul karena
butiran-butiran air yang berbenturan itu bisa meredakan rasa sakit, menetralkan
racun, memerangi penyakit, serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen.
8. Penyeimbang
tubuh
Jumlah air yang menurun dalam tubuh, fungsi
organ-organ tubuh juga akan menurun dan lebih mudah terganggu oleh bakteri,
virus. Namun, tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan
keseimbangan asupan air yang masuk dan yang dikeluarkan. Rasa haus pada setiap
orang merupakan mekanisme normal dalam mempertahankan asupan air dalam tubuh.
Air yang dibutuhkan tubuh kira-kira 2-2,5 l (8 - 10 gelas) per hari.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Di luar kebutuhan untuk bernapas, oksigen
memiliki kandungan paling vital untuk tubuh. Oksigen umumnya diketahui berasal
dari udara yang kita hirup dari luar dan masuk ke dalam tubuh.
Dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan yaitu :
1. Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia
dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8.
Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi
dengan hampir semua unsur lainnya. Contohnya H2O.
2. Karakteristik Oksigen di bagi atas 2
bagian yaitu
A. Stuktur Oksigen
B.
Alotrop
3.
Sifat-sifat
Oksigen
Sifat-sifat
Oksigen di bagi atas 2 yaitu :
a.
Sifat fisik
oksigen dan
b.
Isotop
4.
Kecenderungan
dalam senyawa oksingen
Kecenderungan dalam senyawa oksigen Oksida-oksida logam elektropositif kuat
bersifat ionic dan basa ; misalnya barium oksida bereaksi dengan air
menghasilkan basa menurut persamaan reaksi :
BaO(s) +
H2O(l) Ba(OH)2 (aq)
Kecendrungan dalam senyawa logam elektrolit logam elektropositif lemah seperti misalnya
aluminium, seng, dan timah, bersifat amfoterik yaitu bereaksi dengan asam atau
basa.
5.
Keberadaan oksigen
Keberadaan oksigen di bagi atas 2 bagian
a.
Keberdaan oksigen di bumi, Oksigen merupakan unsur
kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan helium.
Sekitar 0,9% massa Matahari
adalah oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi
dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan massa).
b.
Peran
biologis keberadaan oksigen
1.
Fotosintesis dan respirasi di alam, oksigen bebas
dihasilkan dari fotolisis
air selama fotosintesis
oksigenik.
Persamaan kimia yang
sederhana untuk fotosintesis adalah:
2.
Penumpukan
oksigen di atmosfer
Keberadaan oksigen dalam
jumlah besar di atmosfer dan samudera kemungkinan membuat respirasi
sel yang menggunakan O2 mengijinkan organisme aerob
untuk memproduksi lebih banyak ATP daripada organisme anaerob, sehingga
organisme aerob mendominasi biosfer.
Air (H2O)
adalah oksida hidrogen dan merupakan senyawa oksigen yang
paling dikenal. Atom hidrogen secara kovalen berikatan dengan oksigen.
6.
Manfaat oksigen
Sebenarnya
manfaat oksigen sangat banyak dan mungkin sudah diketahui oleh banyak orang
,berikut ini adalah salah satu manfaat oksigen.
1.
Memperlancar Sistem Pencernaan
3.
Perawatan Kecantikan
B.
SARAN
Jagalah kelestarian lingkungan, agar dapat memenuhi kebutuhan
oksigen bagi kehidupan mahluk hidup, karena seperti yang telah dibahas diatas
banyak manfaat dari oksigen bagi kehidupan mahluk hidup, bagkan oksigen
merupakan kebutuhan vital dalam hidup kita, struktur dalam oksigen sangat
menarik untuk di pelajari lebih dalam dan untuk mahasiswa di sarankan untuk
lebih membaca dan memperdalam ilmu kimianya.
C. DAFTAR
PUSTAKA
Aladin, Andi. 2010. Kimia
Umum Kesehatan. Makassar:
Pustaka Pelajar.
Budi, Sentot. 2008. Kimia 3, Berbasis Eksperimen. Jakarta: Tiga
serangkai.
http://gulungkabel.blogspot.com/2009/03/manfaat-oxygen-drinking-water.html.Jakarta: Gulung Kabel Blogspot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar