BAB I
PENDAHULUAN
I.
TUJUAN
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk
menambah wawasan mengenai industri-industi kimia yang ada di Indonesia.
2.
Untuk
mengetahui dan memahami proses pembuatan gelas dan kaca.
3.
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah kimia industri.
II.
LATAR
BELAKANG
Kaca
atau gelas adalah salah satu produk industri yang paling akrab dengan kehidupan
kita sehari-hari. Akan tetapi masyarakat luas banyak yang belum mengerti
tentang senyawa unik ini. Kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan
zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur pertikel-partikel
penyusunnya saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud
padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat,
sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara teratur.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak
mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali
dan alkali tanah, pasir serta penyusun lainya. Kaca memiliki sifat-sifat yang
khas dibandingkan dengan golongan keramik lainya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini
terutama dippengaruhi oelh keunikan silika (SiO2) dan proses
pembentukannya.
Sebagaimana
bahan-bahan yang sangat banyak diguanakan dalam peradaban modern, riwayat
penemuan kaca tidaklah jelas sama sekali. Salah satu rujukan paling tua
mengenai bahan ini dibuat oleh Pliny, yang menceritakan bagaimana
pedagang-pedagang Phoenisia purba menemukan kaca takkala memasak makanan.
Periuk yang diguanakan secara tidak sengaja diletakkan di atas massa trona di suatu pantai. Penyatuan
yang terjadi antara pasir dan alkali menarik perhatian dan orang Mesir telah
berusaha menirunya. Sejak tahun 6000 atau 5000 SM, orang Mesir telah menbuat
permata tiruan dari kaca dengan keterampilan yang halus dan keindahan yang
mengesankan. Kaca jendela sudah muali disebut-sebut sejak tahun 290. Silinder
kaca jendela tiup ditemukan oleh para pendeta pada abad ke-12. Dalam abad
tengah, vanesia memegang monopoli sebagai pusat industtri kaca, di Jerman dan
Inggris, kaca baru dibuat pada abad ke-16. Secara keseluruhan sebelum tahun
1990, industri ini merupakan seni yang dilengkapi oleh rumus-rumus rahasia yang
dijaga ketat. Proses pembuatannyapun bersifat empiris dan hanya berdasarkan
pengalaman. Kaca atau gelas merupakan materi bening dan transparan (tembus
pandang) yangbiasanya dihasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon
dioksida (SiO2), yang secara kimia sama dengan kuarsa.
BAB
II
PEMBAHASAN
I.
PENGERTIAN
Kaca
atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang abhan utama penyusunnya
adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000oC. kaca atau gelas
merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal
disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan
kekisi kristal bisa terbentuk. Kaca atau gelas termasuk kelompok vitroida atau
termogel, yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks. Senyawa
tersebut diperoleh dengan membekuan lelehan yang lewat dingin. Kaca atau gelas
ialah produk yang “amorf dan bening dengan kekerasan dan elastisitas yang
cukup, tetapi sangat rapuh.
Kaca
atau gelas merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai dan secara
biologi merupakam bahan yang tidak aktif, yang dapat dibentuk menjasdi
permukaan yang datar dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca atau gelas
sebagai bahan yang sangat berguna. Kaca atau gelas dicampur dengan bahan lain
untuk mrngubah cirinya. Misalnya kaca atau gelas yang bertimah hitam yang
menyebabkan kaca atau gelas lebih berkilauan, hal ini karena adanya peningkatan
index pemantulannya, semantara boron ditmbahkan untuk mengubah ciri termal dan
elektriknya, seperti Pyrek. Penambahan barium juga dapat meningkatkan indeks
pantulannya, dan serium ditambahkan untuk kaca atau gelas yang menyerap tenaga
infra. Logam oksida juga ditambahkan untuk memberikan warna pada kaca atau
gelas. Peningkatan soda atau potash dapat menurunkan titik lebur, sementara
mangan ditambahkan untuk menghilangakn warna yang tidak dikehendaki. Kaca atau
gelas berwarna diperoelh dengan menambahkan sedikit oksida logam peralihan.
Misalnya, oksida mangan akan menghasikan warna ungu, oksida kuprum dan kromium
memberikan warna hijau, dan oksida kobalt memberikan warna biru.
II.
SIFAT-SIFAT
KACA ATAU GELAS
Kaca
memiliki sifat-sifat yang khas dibandingkan dengan golongan keramik lainya.
Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2)
dan proses pembentukannya. Beberapa sifat kaca atau gelas yang sangat umum
dalah sebagai berikut :
Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya
tampak dan sinar infra merah, tetapi tidak oleh sinar ultraviolet.
Padatan amorf (short range order)
Berwujud padat tetapi susunan atom-atomnya seperti
pada zat cair.
Tidak memilki titik lebur yang pasti (ada range
tertentu).
Mempunyai viksositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012
pa.s).
Transparan, than terhadap serangan kimia, kecuali
hidrogen fluorida. Karena itu kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
Efektif sebagai isolator.
Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
Secara umum ringkasan reaksi pembentukan kaca adalah
sebagai berikut :
Na2CO3 +
aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3
+ bSio2 →
CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2
+ C
→ Na2O.cSiO2
+ SO2 + SO2 + CO
III.
PROSES
PEMBUATAN KACA ATAU GELAS
a.
Bahan
- bahan
Pada
dasarnya, bahan baku pembuatan kaca atau gelas terdiri dari 3 jenis bahan yang
masing- masing yang memiliki peranan pada kualitas dan hasil akhir dari produk
gelas secara keseluruhan. Ketiga jenis tersebut adalah :
1.
Bahan
pembentuk gelas
·
Pasir
kuarsa/silika dengan kemurnian SiO2 99,1-99,7%.
Silikon
(IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu, Silikon (IV) oksida
memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom
dalam struktur raksasa. Maka, Silikon (IV) oksida mempunyai titik lebur yang
sangat tinggi, yaitu 1710 C. Dalam Silikon (IV) oksida, setiap atom silikon
diikat secara kovalen kepada 4 ataom oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan
sudut antara ikatan 109,5. Unit itu diulangi secara tidak terhingga dengan
setiap atom oksigen terikat pada 2 atom silikon yang membentuk molekul kovalen
raksasasperti struktur berlian.
·
Sodium
karbonat/soda abu (Na2CO3)
·
Asam
borat/borak
·
Phosfor
pentaoksida
·
Dolmit
(CaCO3.MgCO3)
Dolmit
merupakan variasi batu gamping yang mengandung < 50% karbonat. Secara
geologi dolmit terjadi karena proses dolomitisasi yaitu proses perubahan
mineral kalsit menjadi dolmit, selain itu dapat juga terbentuk karena
diendapkan secara tersendiri sebagai endapan evaporit. Dolmit primer berbentuk
urat, yang terbentuk bersama-sama endapan bijih. Dolmit mempunyai struktur
kristal rhombohedral yang mempunyai komposis kimia CaMg(CaCO3)2
atau ferrrodolmit. Umumnya dolmit berwarrna putih keabu-abuan atau
kebiru-biruan, kekerasan 3,5-4, bersifat pejal, berat jenis 2,8 – 2,9, berbutir
halus-kasar, mudah menyerap air, mudah dihancurkan.
·
Feldspar
Feldspar
dengan rumus molekul R2O.Al2O3.6SiO2
dimana R2O mewakili Na2O atau K2O atau
gabungan keduanya. Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri ataas
potasium, sodium dann kalsium alumino silikat. Pada umumnya kelompok ini
terbentuk oleh proses pneumatolitis dan hidrotermal yang membentuk urat
pegmatit. Feldspar ditemukan pada batuan beku, batuan erupsi dan
metamorfosa,baik bersifat asam maupun basa. Feldspar mempunyai tingkat
kekerasan 6-6,5 skala mosh, berat jenis 2,4-2,8 warna dari putih keabu-abuan,
merah jambu, coklat, kuning dan hijau. Feldspar adalah alumunia anhidrat
silikat yang berasosiasi dengan unsur kalium, natrium, dan calsium dalam
perbandingan yang beragam. Mutu feldspar ditentukan oleh kandungan oksida kimia
K2O dan Na2O yang relatif tinggi diatas 6%, oksida Fe2O3
dan TiO.
·
Cullet
Cullet
merupakan pecahan-pecahan kaca yang berasal produk yang tak lolos quality
control. Cullet berfungsi untuk menurukan temperatur lelehan dari bahan baku.
Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.
2.
Bahan
stabilizer
Bahan
stabilizer merupakan bahan yang mampu menurukan kelarutan di dalam air, yahan
terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi yang terdapat di
atmosfer. Contoh bahan stabilizer yang biasa digunakan di industri gelas adalah
:
·
Kalsium
karbonat atau limestone, membuat produk akhir tidak larut dalam air.
·
Barium
karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
·
Timbal
oksida membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki indeks bias
yang tinggi.
·
Seng
oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak, mmemperbaiki sifat-sifat
fisik dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.
·
Alumunium
oksida
Alumunium
oksida merupakan sebuah senyawa kimia dari alumunium dan oksigen, dengan rumus
Al2O3 dan nama mineralnya adalah alumina. Disini
alumunium oksida berfungsi meningkatkan viksositas, kekuatan fisik dan
ketahanan terhadap bahan kimia.
3.
Komponen
sekunder
·
Refining
agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat peleburan bahan baku.
Bahan yang biasa digunakan sebagai refining agent pada industri gelas adalah
sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen oksida (As2O3)
·
Penghilang
warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya diakibatkan oleh senyawa
besi oksida yang masuk bersamaan dengan bahan baku. Bahan penghilang warna yang
biasa digunakan adalah mangan oksida (MnO2), logam selenium (Se),
atau nikel oksida (NiO).
·
Pewarna
(colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan warna apa yang
dikehendaki.
·
Opacifiers,
bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah flourite (CaF2),
klorit (Na3AlF6) sodium floourosilika (Na2SiF6)
, timah phospat, seng phospat (Zn3(PO4)2, dan
calsium phospat (Ca3(PO4)2. Opacifiers adalah
zat yang ditambahkan untuk membuat kaca atau gelas terlihat buram atau tidak
dapat ditembus gelombang elektromagnetik, walaupun kaca atau gelas tersebut transparan.
b.
Proses
pembuatan
Secara
skematis kaca proses pembuatan kaca atau gelas dapat digambarkan sebagai
berikut :
1.
Persiapan
bahan baku (batching)
Pada
tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta pemisahan dari
pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai komposisi, termasuk
bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna atau zat-zat yang
sesuai dengan produk kaca yang dikehendaki. Pengadukan campuran bahan baku
dalam satu mixer hal ini dilakukan agar campuran tadi menjadi homogen sebelum
dicairakan.
Komposisi
dari bahan baku penyusunnya adalah sebagai berikut :
Bahan
|
Komposisi (%)
|
Pasir silika
|
72,6
|
Natirum karbonat
|
13,0
|
Kalsium karbonat
|
8,4
|
Dolmit
|
4,0
|
Alumina
|
1,0
|
Lain-lain
|
1,0
|
2.
Pencairan
(melting/fusing)
Bahan
baku yang sudah homogen, diayak dahalu sebelum dimasukkan kedalam tungku
(furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan mencair.
Selama proses pencairan, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi
membentuk reaksi-reaksi kimia sebagai berikut :
ü
Reaksi-reaksi
penguraian
Na2SO3
→ Na2O + CO2
CaCO3 →
CaO + CO2
Na2SO4 → Na2O + SO2
ü
Reaksi
antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 - 780oC.
NaCO3
+ aSiO
→ Na2O.aSiO2 + CO2
ü
Reaksi
antara SiO2 dengan CaCO3 apda suhu 600oC.
CaCO3 bSiO2 →
CaO.bSiO2 + CO2
ü
Reaksi
antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu dibawah 600oC.
CaCO3
+ a2CO3 → Na2Ca(CO3)2
ü
Reaksi
antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC
Na2SO4 +
nSiO2 → NaO.nSiO2 + SO2 + 0.502
ü
Reaksi
utama SiO2 + bNa2O + cCaO
+ dMgO
→ aSiO.bNaO.cCaCO.dMgO
Leburan
kaca
Tungku
sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca atau gelas, terbagi menjadi
tiga jenis yaitu :
Ø
Pot
furnace
Biasanya
dipakai untuk menghasikan kaca-kaca khusus (special glass) seperti kaca seni,
kaca optik dengan skala produksi yang kecil sekitar 2 ton atau lebih rendah.
Pot terbuat dari bata silika alumina (lempung) khusus atau platina.
Ø
Tank
furnace
Digunakan
pada industri skala besar dan terbuat dari bata refraktori (bata tahan panas).
Furnace ini mapu menampung sekitar 1350 ton cairan gelas yang membentuk kolam
dijantung furnance.
Ø
Regenerative
furnace
3.
Pembentukan
(forming/ shaping)
Bahan
kaca atau gelas yang berbentuk cair lalu dialirkan kedalam alat-alat yang
berfungsi untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa jenis
proses pembentukan kaca, antara lain :
a.
Proses
mekanik
ü
Proses
fourcault
Bahan
cair dialirakan secara vertikal ke atas melalui sebuah bagian yang dinamakan
“debiteuse”. Bagian ini terapung diatas permukaan cair dengan celah sesuai
dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas debiteuse terdapat bagian
sirkulasi air pendingin yang kan mendinginkan kaca hingga 650-670oC.
pada suhu tersebut kaca berubah menjadi plat padat dan akan bergerak dengan
didukung oleh roda pemutar (roller) yang menarik kaca tersebut ke atas.
ü
Proses
colburn (Libbey-Owens)
Pada
proses colburn kaca akan bergerak secara vertikal kenudian diikuti gerakan
horizontal melewati roda-roda penjepit yang membentuk leburan gelas menjadi
lembaran-lembaran.
ü
Proses
plilklington (float process)
Bahan
cair dialirkan ke dalam sebuah kolam yang berisi cairan timah (Sn) panas. Kecepatan
bahan cair ini merupakan pengatur tebal tipisnya kaca lembaran yang akan
diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan timah karena perbedaan densitas
diantara keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan dengan pasokan panas yang
berasal dari pembakar di bagian atas kolam. Pengendalian temperatur di dalam
kolam dilakukan agar kaca tetap rata dikedua sisinya serta paralel. Bahan yang
biasa digunakan untuk keperluan ini adalah nitrogen murni. Selanjutnya aliran
kaca melewati daerah pendinginan (masih di dalam kolam) dan keluar dalam bentuk
kaca lembaran dengan suhu ± 600oC.
b.
Proses
tiup
Proses
ini diguanakan untuk membuat botol kaca, gelas kemasan, atau aneka bnetuk kaca
seri lainnya.
4.
Annealing
Fungsi
tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan antara molekul pada
kaca yang tidak merata sehingga menimbulkan kepecahan. Proses annealing kaca
terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
ü
Menahan
kaca dengan waktu yang cukup diatas temperatur kritik tertentu untuk menurunkan tegangan internal.
ü
Medinginkan
kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk menhan regangan sampai
titik maksimumnya.
Proses
ini berlangsung di dalam ‘annealing lehr”. Untuk jenis kaca lembaran, annealing
lehr ini dilewati oleh kaca-kaca bergerak di atas roda-roda berjalan.
5.
Finishing
dan pengendalian kualitas (Quality Control)
Beberapa
proses penyelesaian akhir pada industri gelas adalah cleaning dan polishing,
cutting, enemeling dan grading.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut :
1.
Kaca
atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama penyusunnya
adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000oC yang bersifat transparan dan
dingin.
2.
Reaksi
pembuatan kaca atau gelas secara umum :
Na2CO3 +
aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3
+ bSio2 →
CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2
+ C
→ Na2O.cSiO2
+ SO2 + SO2 + CO
- Pada prinsipnya proses pembuatan kaca atau gelas ada lima, yaitu :
a.
Persiapan
bahan baku (batching)
b.
Pencairan
(melting/fusing)
c.
Pembentukan
(forming /shaping)
d.
Annealing
e.
Finishing
dan pengendalian kualitas (Quality Control)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar