PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Minyak
dan lemak merupakan campuran dari gliserida-gliserida berbagai macam asam-asam
lemak. Sedangkan Wax(lilin) merupakan campuran ester-ester dari alkohol
polihidrik kecuali gliserol, dan asam-asam lemak.
Asam-asam tersebut mempunyai jumlah atom karbon genapdan digolongkan menjadi
Asam-asam tersebut mempunyai jumlah atom karbon genapdan digolongkan menjadi
1. Asam-asam
jenuh, dicontohkan dengan asam stearat, merupakan dasar untuk nondrying oils.
2. Asam-asam mono olefinik, dengan satu ikatan
rangkap di antara atom-atom karbon, contohnya asam oleat. Asam-asam ini
merupakan asam-asam tidak jenuh dan digolongkan sebagai semi drying oils.
3. Asam-asam poli olefinik, dengan lebih dari
satu ikatan rangkap, contohnya asam linoleat dan asam lonoleanat, digolongkan
sebagai drying olis.
Penggolongan semi drying oil dan drying oil berpedoman pada jumlah ketidak jenuhan yang ada.
Penggolongan semi drying oil dan drying oil berpedoman pada jumlah ketidak jenuhan yang ada.
Minyak atau lemak ini disebut fixed oils untuk
membedakan dengan essential atau volatile oils (minyak atsiri). Satu lagi jenis
oil/minyak adalah petroleum oil. Kebutuhan minyak-minyak
polyunsaturated untuk produk-produk makanan makin meningkat. Kebanyakan
dipenuhi dari:
a Minyak kacang/kedelai,
mengandung 61% polyunsaturated oil
b.
Minyak bunga matahari, mengandung 68% polyunsaturated oil
c.
Minyak jagung, mengandung 42% polyunsaturated oil
d.
Minyak biji kapas, mengandung 50% polyunsaturated oil
e.
Minyak kacang, mengandung 21% polyunsaturated oil
a. Pengunaan
bahan
Lemak dan Minyak antar lain :
1. Bahan makanan
2. Bahan baku industry
b. Minyak dapat dikenakan
proses-prosessebagai berikut:
a.
Saponifikasi
b.
Hidrogenasi
c.
Epoksidasi
d.
Sulfonasi
Lemak dikenakan proses-proses isomerisasi dan
interesterifikasi menjadi minyak-minyak dan lemak-lemak yang manfaatnya lebih tinggi.
c. Minyak dan lemak
diklasifikasikan menjadi 2 golongan besar, yaitu:
·
Edible (dapat dimakan)
Antara lain yaitu
minyak kedelai, minyak biji kapas, minyak jagung, minyak zaitun (olive), dll untuk
memasak dan bumbu salad.
·
Inedible (tidak dapat dimakan)
Sebagai contoh yaitu drying
oil (kebanyakan unsaturated oil), untuk cat, vernis, dll. Wax seperti lilin tawon
lebah digunakan untuk membuat semir sepatu, semir mobil, semir alat rumah
tangga dan pembersih lantai. Wax juga dapat digunakan untuk membuat kertas
karbon,lilin, isolasi listrik, dan tekstil anti air.
B.
TUJUAN
1.
Mengetahui reaksi kimia
yang terjadi pada minyak, lemak dan lilin.
2.
Serta dapat
mengidentifaksi apa aja reaksi yang terjadi.
C.MANFAAT
Lemak atau minyak dapat dimanfaatkan untuk beberapa
tujuan, di antaranya sebagai berikut:
1. Sumber energi bagi tubuh. Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan makanan atau sumber energi.
Lemak adalah bahan makanan yang kaya energi. Pembakaran 1 gram lemak
menghasilkan sekitar 9 kilokalori.
2. Bahan pembuatan mentega atau margarinLemak atau minyak dapat diubah
menjadi mentega atau margarin dengan cara hidrogenasi.
Berdasarkan jenis dan fungsinya, lilin dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bagian.
1.
Lilin malam Sesuai dengan namanya, lilin semacam ini biasanya berbentuk
silinder, dinyalakan pada malam hari dan ditempatkan di atas meja makan. Lilin ini dinyalakan ketika
ada pemadaman listrik.
2.
Lilin pilar Lilin
ini berukuran tebal dan berbentuk silinder sehingga tampak seperti pilar tebal.
Lilin ini biasa digunakan untuk menghasilkan cahaya menyebar dan bisa
ditempatkan di seluruh ruangan rumah.
3.
Lilin beraroma Sesuai
dengan namanya, sudah pasti lilin ini merupakan lilin jenis beraroma. Biasanya
aroma yang dihadirkan oleh lilin ini adalah aroma terapi. Lilin semacam ini
biasanya digunakan untuk menghadirkan ketenangan dan dapat dibuat dalam
berbagai macam bentuk dan ukuran sesuai dengan keinginan.
4.
Lilin mengambang Lilin
mengambang merupakan jenis lilin yang bisa mengambang di air. Lilin ini biasa
dibuat dan digunakan untuk menambah efek keindahan suatu kolam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MATERIAL
·
Minyak
·
Lemak
·
Lilin
B.
METODE DAN PROSEDUR
Minyak dan lemak termasuk salah satu
anggota dari golongan lipida yaitu merupakan lipida netral. Lipida itu sendiri
dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu : lipid netral, fosfatida,
spingolipid dan glikolipid. Semua jenis lipid ini banyak terdapat di alam.
Minyak dan lemak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung
sejumlah kecil komponen selain trigliserida yaitu : lipid kompleks ( lesitin,
cephalin, fosfatida, lainnya serta glikolipid), sterol berada dalam keadaan
bebas atau terikat dengan asam lemak, asam lemak bebas, lilin, pigmen
yang larut dalam lemak dan hidrokarbon. Minyak merupakan trigliserida yang
berwujud cairan pada suhu kamar dan umumnya diperoleh dari sumber nabati.
Sedangkan lemak merupakan trigliserida yang pada suhu kamar berwujud padatan
dan umumnya bersumber dari hewani. Minyak dan lemak adalah merupakan
trigliserida yang merupakan bagian terbesar dari kelompok lipida. Pembentukan
trigliserida dihasilkan dari proses esterifikasi satu molekul gliserol dengan
tiga molekul asam lemak dapat sama atau bebeda membentuk satu molekul
trigliserida dan tiga molekul air.Jika R1 = R2 = R3 maka trigliserida yang
terbentuk adalah trigliserida sederhana dan jika berbeda-beda disebut
trigliserida campuran. Apabila satu molekul gliserol hanya mengikat satu
molekul asam lemak, maka hasilnya disebut monogliserida dan bila dua molekul
asam lemak disebut digliserida.Modifikasi dari lemak dapat dilakukan dengan
mengubah komposisi dari pada asam lemak sebagai trigliserida untuk membentuk
lemak baru misalnya lemak dengan titik lebur yang tinggi atau titik lebur
rendah. Demikian juga transformasi dari lemak atau minyak adalah melakukan
reaksi reaksi tertentu terhadap gliserida sehingga gugus ester, asam lemak baik
jenuh maupun tidak jenuh mengalami perubahan menjadi turunan asam lemak ataupun
gliserida (Meffert, 1984). Jenis asam lemak dari penyusun trigliserida dapat
dikelompokkan berdasarkan :
a. Panjang rantai yaitu : rantai pendek (kurang dari 8
karbon), rantai medium ( 8- 10 karbon) dan rantai panjang ( 12 karbon lebih).
b.Tingkat kejenuhan, asam lemak jenuh (saturated fatty
acid ) yang tidak mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh (
monoansaturated fatty acid ) yang mempunyai satu ikatan
rangkap dan asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid, FUPA)
yang mempunyai dua ikatan rangkap atau lebih.
c. Isomer geometrik : asam lemak bentuk cis dan asam
lemak bentuk tans dari asam lemak tak jenuh. Asam lemak alami umumnya ditemukan
dalam bentuk cis. Isomer trans terbentuk selama reaksi kimia seperti
hidrogenasi dan oksidasi terhadap asamlemak tidak jenuh. Dalam hal ini secara umum suatu
trigliserida dengan komposisi asam lemak rantai karbon pendek dan medium ( atom
C≤ 12 ) atau komp osisi u taman ya asam lemak tidak jenuh akan berwujud cair
pada suhu kamar, tetapi jika komposisi utamanya asam lemak jenuh dengan rantai
atom karbon panjan≥g 14 akan berwujud padat pada suhu kamar. Demikian juga asam
lemak tidak jenuh dengan bentuk isomer geometri ikatan π-trans lebih padat dari
bentuk ikatan π-cis (Silalahi, 2000).Minyak dan lemak dapat mengalami berbagai
perubahan kimia seperti hidrolisis, oksidasi, hidrogenasi dan
interesterifikasi.
1.
Hidrolisis Minyak dan Lemak
Dalam reaksi hidrolisis minyak dan
lemak akan dirubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol . Reaksi hidrolisis
akan dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak dan dapat terjadi karena
terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut (Ketaren, 2008).
Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisis yang menghasilkan flavor
dan bau tengik pada minyak tersebut Proses hidrolisis seperti ini dapat terjadi
secara alamiah terhadap minyak/lemak dan akan dapat dipercepat oleh
mikroorganisme seperti lipase. Proses hidrolisis yang disengaja, biasanya
dilakukan dengan penambahan basa, proses ini dikenal sebagai reaksi penyabunan
Proses penyabunan ini banyak digunakan dalam industri.dimana minyak atau lemak
pertama-tama dipanasi dalam ketel dan selanjutnya ditambah alkali (NaOH atau
KOH) sehingga terjadi penyabunan. Sabun yang terbentuk dapat diambil dari
lapisan teratas pada larutan yang merupakan campuran dari larutan alkali, sabun
dan gliserol. Dari larutan ini dapat dihasilkan gliserol murni melalui
penyulingan.
2. Oksidasi Minyak dan Lemak
Proses oksidasi dapat belangsung
bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak.
Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak dan
lemak. Oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida.
Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi
hidroperoksida menjadi aldehida dan keton serta asam-asam lemak bebas.
Ketengikan (rancidity) terbentuk oleh otooksidasi radikal asam lemak tidak
jenuh atau aldehida bukan oleh peroksida. Jadi kenaikan bilangan
peroksida.Peroksida Value, (PV) hanya indikator dan peringatan bahwa minyak
sebentar lagi akan berbau tengik.Otooksidasi dimulai dengan pembentukan
radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor yang dapat mempercepat reaksi
seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau
hidroperoksida dan logam-logam berat. Mekanisme yang terjadi secara umum pada
asam lemak tidak jenuh pembentukan hidroperoksida akibat oksidasi karena
pemanasan. Hidrperoksida dan radikal yang terbentuk merupan zat antara yang
reaktif dan mengalami reaksi lanjut secara berantai menghasilkan berbagai jenis
senyawa seperi polimer, aldehida, asam dengan rantai rendah, keton gliserida sehingga
akhirnya menyebabkan kerusakan minyak seperti halnya bau tengik (Ketaren,
2008).
3.
Hidrogenasi Minyak dan lemak
Hidrogenasi adalah suatu proses
penambahan hidrogen dengan menggunakan katalis pada ikatan rangkap (Kent,
1992). Proses hidrogenasi sebagai suatu proses untuk menjenuhkan ikatan rangkap
dari rantai karbon asam lemak tidak jenuh pada minyak atau lemak. Reaksi
hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan
serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai minyak
didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan. Hasil yang
terjadi adalah minyak yang bersifat plastis atau keras yang tergantung kepada
derajat kejenuhannya.Trigliseriada yang dihasilkan biasanya digunakan sebagai
bahan lemak margarin yang mana dalam proses ini mampu mengubah minyak menjadi
setengah padat. Dengan cara tersebut dapat menghindari terjadinya proses
oksidasi lemak yang mengakibatkan ketengikan (Hauman, 1997). Sebaliknya proses
hidrogenasi dapat mengakibatkan terbentuknya asam lemak trans 60%. Kadar yang
tinggi dari asam lemak bentuk trans dalam menu makanan dapat menimbulkan resiko
penyakit jantung koroner. Pada umumnya asam lemak dari minyak nabati yang
mengalami hidrogenasi adalah asam oleat (C18:1), linoleat(C18:2) maupun
linolenat (C18:3)
C.
SIFAT DAN KELEBIHAN
Lemak
dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya. (http://um.ac.id) Lemak dan
minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan
minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
(http://ksupointer.com)
Bahan-bahan
dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan
zat terlarut (like dissolved like). Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena
adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam
keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut
serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini
dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga
kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut
non-polar.
Minyak
adalah turunan karboksilat dari ester gliserol yang disebut gliserida. Sebagian
besar gliserida berupa trigliserida atau triasilgliserol yang ketiga gugus OH
dari gliserol diesterkan oleh asam lemak (Fessenden,1986:). Jadi, hasil hidrolisis
lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini
juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan
tidak bercabang.
hidrolisis lemak dan minyak adalah asam
karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang
mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. Ester-ester
gliserol ini menurut tata nama lama disebut gliserida. Bila jumlah gugus –OH
dalam rumus struktur gliserol yang diesterkan satu, digunakan nama
monogliserida, sedangkan bila yang diesterka dua atau tiga gugus –OH maka
berturut-turut dinamakan digliserida atau trigliserida. Kini senyawa
trigliserida lebih sering dinamakan triasilgliserol.
·
Sifat Fisis Lemak
a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan
lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak
jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat)
mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga
molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai
pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai
panjang tidak larut dalam air.
d. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panasmerupakan
pelarut lemak yang baik.
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi.
Asam penyusun lemak disebut asam lemak. Asam lemak yang terdapat di alam
adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam stearat (C17H35COOH), asam oleat
(C17H33COOH), dan asam linoleat (C17H29COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol
mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.
Struktur umum molekul lemak seperti terlihat pada ilustrasi dibawah ini:
Pada rumus struktur lemak di atas, R1–COOH, R2–COOH, dan R3–COOH adalah
molekul asam lemak yang terikat pada gliserol.
Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai
dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemak. Contoh :
4.
PARAFIN
Parafin
(dari parum affinis juga dinamakan) Alkana, paraffin ini memiliki sifat sukar
bereaksidengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut
sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah
tercapai.Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya
tunggal. Sebagaihidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum.
Setiap senyawa yangmerupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana
ditentukan oleh jumlah atom C dalamsenyawa tersebut.Kandungan utama dari
campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa isomernya.
Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon yang
memiliki rumus kimia yangsama. Misal pada normal-butana pada gambar berikut
memiliki isomer 2-metil propana, ataukadang disebut juga iso-butana. Keduanya
memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapimemiliki rumus bangun yang
berbeda seperti tampak pada gambar.CH3 ± CH2 ± CH2 ± CH3 butanaCH3 ± CH ±
CH3|CH3iso-butana Senyawa hidrokarbon normal sering juga disebut sebagai
senyawa hidrokarbon rantai lurus,sedangkan senyawa isomernya atau iso sering
juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantaicabang. Keduanya merupakan jenis
minyak bumi jenis parafin.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah bahwa minyak dan lemak merupakan
campuran dari gliserida – gliserida berbagai macam asam-asam lemak, sedangkan
wax(lilin) merupakan campuran ester-ester dari alkohol polihidrik kecuali
gliserol,minyak dan lemak dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan besar,
yaitu
·
Edible (dapat
dimakan )
·
Inedible ( tidak
dapat dimakan)
Sedangkan Berdasarkan jenis dan
fungsinya, lilin dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian.
·
1. Lilin malam Sesuai
dengan namanya, lilin semacam ini biasanya berbentuk silinder, dinyalakan pada
malam hari dan ditempatkan di atas meja makan. Lilin ini dinyalakan ketika
ada pemadaman listrik.
·
2. Lilin pilar Lilin ini berukuran
tebal dan berbentuk silinder sehingga tampak seperti pilar tebal. Lilin ini
biasa digunakan untuk menghasilkan cahaya menyebar dan bisa
ditempatkan di seluruh ruangan rumah.
·
3. Lilin beraroma Sesuai dengan namanya,
sudah pasti lilin ini merupakan lilin jenis beraroma. Biasanya aroma yang
dihadirkan oleh lilin ini adalah aroma terapi. Lilin semacam ini biasanya
digunakan untuk menghadirkan ketenangan dan dapat dibuat dalam berbagai macam
bentuk dan ukuran sesuai dengan keinginan.
·
4. Lilin mengambang Lilin mengambang
merupakan jenis lilin yang bisa mengambang di air. Lilin ini biasa dibuat dan
digunakan untuk menambah efek keindahan
suatu kolam.
B.
SARAN
Diharapkan
dengan adanya makalah ini, ilmu pengetahuan kita tentang bahan kimia industri
semakin luas serta di harapkan juga bagi yang lebih memahami tentang ilmu kimia
industri ini dapat membantu untuk penyempurnaan makalah ini. Dan apabila ada
kata yang tidak dapat dipahami mungkin kami sebagai penyusun memintaa maaf
dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif
Kimia : Jawa Tengah. CV Media Karya Putra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar