/* CURSOR CCS GENERATOR - BLOGTUTORIALS-01.BLOGSPOT.COM */ body { cursor:url(http://cursor.com/images/19a.gif),default;}

Senin, 20 Mei 2013

Makalah Minyak,Lemak dan lilin



PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Minyak dan lemak merupakan campuran dari gliserida-gliserida berbagai macam asam-asam lemak. Sedangkan Wax(lilin) merupakan campuran ester-ester dari alkohol polihidrik kecuali gliserol, dan asam-asam lemak.
Asam-asam tersebut mempunyai jumlah atom karbon genapdan digolongkan menjadi
1.   Asam-asam jenuh, dicontohkan dengan asam stearat, merupakan dasar untuk nondrying oils.
2.    Asam-asam mono olefinik, dengan satu ikatan rangkap di antara atom-atom karbon, contohnya asam oleat. Asam-asam ini merupakan asam-asam tidak jenuh dan digolongkan sebagai semi drying oils.
3.    Asam-asam poli olefinik, dengan lebih dari satu ikatan rangkap, contohnya asam linoleat dan asam lonoleanat, digolongkan sebagai drying olis.
Penggolongan semi drying oil dan drying oil berpedoman pada jumlah ketidak jenuhan yang ada.
Minyak atau lemak ini disebut fixed oils untuk membedakan dengan essential atau volatile oils (minyak atsiri). Satu lagi jenis oil/minyak adalah petroleum oil. Kebutuhan minyak-minyak polyunsaturated untuk produk-produk makanan makin meningkat. Kebanyakan dipenuhi dari:
a Minyak kacang/kedelai, mengandung 61% polyunsaturated oil
b. Minyak bunga matahari, mengandung 68% polyunsaturated oil
c. Minyak jagung, mengandung 42% polyunsaturated oil
d. Minyak biji kapas, mengandung 50% polyunsaturated oil
e. Minyak kacang, mengandung 21% polyunsaturated oil
f. Minyak zaitun (olive), mengandung 7% polyunsaturated oil
a. Pengunaan bahan Lemak dan Minyak antar lain :
1. Bahan makanan
2. Bahan baku industry
b. Minyak dapat dikenakan proses-prosessebagai berikut:
a.    Saponifikasi
b.   Hidrogenasi
c.    Epoksidasi
d.   Sulfonasi
Lemak dikenakan proses-proses isomerisasi dan interesterifikasi menjadi minyak-minyak dan lemak-lemak yang manfaatnya lebih tinggi.
c. Minyak dan lemak diklasifikasikan menjadi 2 golongan besar, yaitu:
·      Edible (dapat dimakan)
Antara lain yaitu minyak kedelai, minyak biji kapas, minyak jagung, minyak zaitun (olive), dll untuk memasak dan bumbu salad.
·      Inedible (tidak dapat dimakan)
Sebagai contoh yaitu drying oil (kebanyakan unsaturated oil), untuk cat, vernis, dll. Wax seperti lilin tawon lebah digunakan untuk membuat semir sepatu, semir mobil, semir alat rumah tangga dan pembersih lantai. Wax juga dapat digunakan untuk membuat kertas karbon,lilin, isolasi listrik, dan tekstil anti air.
B. TUJUAN
1.  Mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada minyak, lemak dan lilin.
2.  Serta dapat mengidentifaksi apa aja reaksi yang terjadi.

C.MANFAAT
Lemak atau minyak dapat dimanfaatkan untuk beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut:
1. Sumber energi bagi tubuh. Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan makanan atau sumber energi. Lemak adalah bahan makanan yang kaya energi. Pembakaran 1 gram lemak menghasilkan sekitar 9 kilokalori.
2. Bahan pembuatan mentega atau margarinLemak atau minyak dapat diubah menjadi mentega atau margarin dengan cara hidrogenasi.
Berdasarkan jenis dan fungsinya, lilin dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian.
1. Lilin malam Sesuai dengan namanya, lilin semacam ini biasanya berbentuk silinder, dinyalakan pada malam hari dan ditempatkan di atas meja makan. Lilin ini dinyalakan ketika ada pemadaman listrik.
2. Lilin pilar Lilin ini berukuran tebal dan berbentuk silinder sehingga tampak seperti pilar tebal. Lilin ini biasa digunakan untuk menghasilkan cahaya menyebar dan bisa ditempatkan di seluruh ruangan rumah.
3. Lilin beraroma Sesuai dengan namanya, sudah pasti lilin ini merupakan lilin jenis beraroma. Biasanya aroma yang dihadirkan oleh lilin ini adalah aroma terapi. Lilin semacam ini biasanya digunakan untuk menghadirkan ketenangan dan dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk dan ukuran sesuai dengan keinginan.
4. Lilin mengambang Lilin mengambang merupakan jenis lilin yang bisa mengambang di air. Lilin ini biasa dibuat dan digunakan untuk menambah efek keindahan suatu kolam.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      MATERIAL
·      Minyak
·      Lemak
·      Lilin
B.       METODE DAN PROSEDUR
Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota dari golongan lipida yaitu merupakan lipida netral. Lipida itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu : lipid netral, fosfatida, spingolipid dan glikolipid. Semua jenis lipid ini banyak terdapat di alam. Minyak dan lemak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain trigliserida yaitu : lipid kompleks ( lesitin, cephalin, fosfatida, lainnya serta glikolipid), sterol berada dalam keadaan bebas atau terikat dengan asam lemak, asam lemak bebas, lilin, pigmen yang larut dalam lemak dan hidrokarbon. Minyak merupakan trigliserida yang berwujud cairan pada suhu kamar dan umumnya diperoleh dari sumber nabati. Sedangkan lemak merupakan trigliserida yang pada suhu kamar berwujud padatan dan umumnya bersumber dari hewani. Minyak dan lemak adalah merupakan trigliserida yang merupakan bagian terbesar dari kelompok lipida. Pembentukan trigliserida dihasilkan dari proses esterifikasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak dapat sama atau bebeda membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air.Jika R1 = R2 = R3 maka trigliserida yang terbentuk adalah trigliserida sederhana dan jika berbeda-beda disebut trigliserida campuran. Apabila satu molekul gliserol hanya mengikat satu molekul asam lemak, maka hasilnya disebut monogliserida dan bila dua molekul asam lemak disebut digliserida.Modifikasi dari lemak dapat dilakukan dengan mengubah komposisi dari pada asam lemak sebagai trigliserida untuk membentuk lemak baru misalnya lemak dengan titik lebur yang tinggi atau titik lebur rendah. Demikian juga transformasi dari lemak atau minyak adalah melakukan reaksi reaksi tertentu terhadap gliserida sehingga gugus ester, asam lemak baik jenuh maupun tidak jenuh mengalami perubahan menjadi turunan asam lemak ataupun gliserida (Meffert, 1984). Jenis asam lemak dari penyusun trigliserida dapat dikelompokkan berdasarkan :
a. Panjang rantai yaitu : rantai pendek (kurang dari 8 karbon), rantai medium ( 8- 10 karbon) dan rantai panjang ( 12 karbon lebih).
b.Tingkat kejenuhan, asam lemak jenuh (saturated fatty acid ) yang tidak mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh ( monoansaturated fatty acid ) yang mempunyai satu ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid, FUPA) yang mempunyai dua ikatan rangkap atau lebih.
c. Isomer geometrik : asam lemak bentuk cis dan asam lemak bentuk tans dari asam lemak tak jenuh. Asam lemak alami umumnya ditemukan dalam bentuk cis. Isomer trans terbentuk selama reaksi kimia seperti hidrogenasi dan oksidasi terhadap asamlemak tidak jenuh. Dalam hal ini secara umum suatu trigliserida dengan komposisi asam lemak rantai karbon pendek dan medium ( atom C≤ 12 ) atau komp osisi u taman ya asam lemak tidak jenuh akan berwujud cair pada suhu kamar, tetapi jika komposisi utamanya asam lemak jenuh dengan rantai atom karbon panjan≥g 14 akan berwujud padat pada suhu kamar. Demikian juga asam lemak tidak jenuh dengan bentuk isomer geometri ikatan π-trans lebih padat dari bentuk ikatan π-cis (Silalahi, 2000).Minyak dan lemak dapat mengalami berbagai perubahan kimia seperti hidrolisis, oksidasi, hidrogenasi dan interesterifikasi.


1. Hidrolisis Minyak dan Lemak
Dalam reaksi hidrolisis minyak dan lemak akan dirubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol . Reaksi hidrolisis akan dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak dan dapat terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut (Ketaren, 2008). Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisis yang menghasilkan flavor dan bau tengik pada minyak tersebut Proses hidrolisis seperti ini dapat terjadi secara alamiah terhadap minyak/lemak dan akan dapat dipercepat oleh mikroorganisme seperti lipase. Proses hidrolisis yang disengaja, biasanya dilakukan dengan penambahan basa, proses ini dikenal sebagai reaksi penyabunan Proses penyabunan ini banyak digunakan dalam industri.dimana minyak atau lemak pertama-tama dipanasi dalam ketel dan selanjutnya ditambah alkali (NaOH atau KOH) sehingga terjadi penyabunan. Sabun yang terbentuk dapat diambil dari lapisan teratas pada larutan yang merupakan campuran dari larutan alkali, sabun dan gliserol. Dari larutan ini dapat dihasilkan gliserol murni melalui penyulingan.
2. Oksidasi Minyak dan Lemak
Proses oksidasi dapat belangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak dan lemak. Oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehida dan keton serta asam-asam lemak bebas. Ketengikan (rancidity) terbentuk oleh otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh atau aldehida bukan oleh peroksida. Jadi kenaikan bilangan peroksida.Peroksida Value, (PV) hanya indikator dan peringatan bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik.Otooksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau hidroperoksida dan logam-logam berat. Mekanisme yang terjadi secara umum pada asam lemak tidak jenuh pembentukan hidroperoksida akibat oksidasi karena pemanasan. Hidrperoksida dan radikal yang terbentuk merupan zat antara yang reaktif dan mengalami reaksi lanjut secara berantai menghasilkan berbagai jenis senyawa seperi polimer, aldehida, asam dengan rantai rendah, keton gliserida sehingga akhirnya menyebabkan kerusakan minyak seperti halnya bau tengik (Ketaren, 2008).
3. Hidrogenasi Minyak dan lemak
Hidrogenasi adalah suatu proses penambahan hidrogen dengan menggunakan katalis pada ikatan rangkap (Kent, 1992). Proses hidrogenasi sebagai suatu proses untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak tidak jenuh pada minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan. Hasil yang terjadi adalah minyak yang bersifat plastis atau keras yang tergantung kepada derajat kejenuhannya.Trigliseriada yang dihasilkan biasanya digunakan sebagai bahan lemak margarin yang mana dalam proses ini mampu mengubah minyak menjadi setengah padat. Dengan cara tersebut dapat menghindari terjadinya proses oksidasi lemak yang mengakibatkan ketengikan (Hauman, 1997). Sebaliknya proses hidrogenasi dapat mengakibatkan terbentuknya asam lemak trans 60%. Kadar yang tinggi dari asam lemak bentuk trans dalam menu makanan dapat menimbulkan resiko penyakit jantung koroner. Pada umumnya asam lemak dari minyak nabati yang mengalami hidrogenasi adalah asam oleat (C18:1), linoleat(C18:2) maupun linolenat (C18:3)
C.  SIFAT DAN KELEBIHAN
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya. (http://um.ac.id) Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut. (http://ksupointer.com)
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut (like dissolved like). Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Minyak adalah turunan karboksilat dari ester gliserol yang disebut gliserida. Sebagian besar gliserida berupa trigliserida atau triasilgliserol yang ketiga gugus OH dari gliserol diesterkan oleh asam lemak (Fessenden,1986:). Jadi, hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. Ester-ester gliserol ini menurut tata nama lama disebut gliserida. Bila jumlah gugus –OH dalam rumus struktur gliserol yang diesterkan satu, digunakan nama monogliserida, sedangkan bila yang diesterka dua atau tiga gugus –OH maka berturut-turut dinamakan digliserida atau trigliserida. Kini senyawa trigliserida lebih sering dinamakan triasilgliserol.
·      Sifat Fisis Lemak
a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.
d.  Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panasmerupakan pelarut lemak yang baik.
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak disebut asam lemak. Asam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam stearat (C17H35COOH), asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleat (C17H29COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida. Struktur umum molekul lemak seperti terlihat pada ilustrasi dibawah ini:
Pada rumus struktur lemak di atas, R1–COOH, R2–COOH, dan R3–COOH adalah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol.


Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemak. Contoh :
4.   PARAFIN
 Parafin (dari parum affinis juga dinamakan) Alkana, paraffin ini memiliki sifat sukar bereaksidengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai.Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal. Sebagaihidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Setiap senyawa yangmerupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana ditentukan oleh jumlah atom C dalamsenyawa tersebut.Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus kimia yangsama. Misal pada normal-butana pada gambar berikut memiliki isomer 2-metil propana, ataukadang disebut juga iso-butana. Keduanya memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapimemiliki rumus bangun yang berbeda seperti tampak pada gambar.CH3 ± CH2 ± CH2 ± CH3 butanaCH3 ± CH ± CH3|CH3iso-butana Senyawa hidrokarbon normal sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai lurus,sedangkan senyawa isomernya atau iso sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantaicabang. Keduanya merupakan jenis minyak bumi jenis parafin.

BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah bahwa minyak dan lemak merupakan campuran dari gliserida – gliserida berbagai macam asam-asam lemak, sedangkan wax(lilin) merupakan campuran ester-ester dari alkohol polihidrik kecuali gliserol,minyak dan lemak dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan besar, yaitu
·        Edible (dapat dimakan )
·        Inedible ( tidak dapat dimakan)
Sedangkan Berdasarkan jenis dan fungsinya, lilin dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian.
·        1. Lilin malam Sesuai dengan namanya, lilin semacam ini biasanya berbentuk silinder, dinyalakan pada malam hari dan ditempatkan di atas meja makan. Lilin ini dinyalakan ketika ada pemadaman listrik.
·        2. Lilin pilar Lilin ini berukuran tebal dan berbentuk silinder sehingga tampak seperti pilar tebal. Lilin ini biasa digunakan untuk menghasilkan cahaya menyebar dan bisa ditempatkan di seluruh ruangan rumah.
·        3. Lilin beraroma Sesuai dengan namanya, sudah pasti lilin ini merupakan lilin jenis beraroma. Biasanya aroma yang dihadirkan oleh lilin ini adalah aroma terapi. Lilin semacam ini biasanya digunakan untuk menghadirkan ketenangan dan dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk dan ukuran sesuai dengan keinginan.


·        4. Lilin mengambang Lilin mengambang merupakan jenis lilin yang bisa mengambang di air. Lilin ini biasa dibuat dan digunakan untuk menambah efek keindahan suatu kolam.

B.     SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini, ilmu pengetahuan kita tentang bahan kimia industri semakin luas serta di harapkan juga bagi yang lebih memahami tentang ilmu kimia industri ini dapat membantu untuk penyempurnaan makalah ini. Dan apabila ada kata yang tidak dapat dipahami mungkin kami sebagai penyusun memintaa maaf dalam penulisan makalah ini.

















DAFTAR PUSTAKA
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV Media Karya Putra.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar